Dari TikTok ke Toko: Strategi UMKM Raup Cuan Online



Dari TikTok ke Toko: Strategi UMKM Raup Cuan Online



Jakarta, 2025 – Platform media sosial kini bukan hanya ruang hiburan, tetapi juga ladang cuan bagi pelaku usaha kecil menengah (UMKM). Salah satunya adalah TikTok yang kini menjadi salah satu kanal utama pemasaran produk. Fenomena “dari TikTok ke toko” semakin populer, di mana banyak UMKM berhasil mengonversi konten singkat menjadi transaksi nyata.

TikTok Jadi Etalase Baru

Dengan jumlah pengguna aktif di Indonesia yang mencapai ratusan juta, TikTok menawarkan panggung gratis untuk memamerkan produk. Fitur TikTok Shop membuat pengguna bisa langsung membeli barang tanpa meninggalkan aplikasi. “Orang tidak hanya menonton, tapi juga bisa checkout dalam hitungan detik,” ujar Dwi Ayu, pakar pemasaran digital.

Konten Jadi Kunci

Bagi UMKM, konten kreatif menjadi senjata utama. Produk sederhana bisa jadi viral jika dikemas dengan cerita yang menarik. Misalnya, video before-after skincare lokal atau proses pembuatan makanan rumahan yang autentik. Menurut riset internal TikTok, video dengan narasi personal punya peluang 40% lebih tinggi untuk memicu penjualan dibanding iklan biasa.

Strategi yang Dipakai UMKM

  1. Gunakan Storytelling – Ceritakan perjalanan usaha, bukan sekadar jualan.
  2. Manfaatkan Tren – Ikuti musik, filter, dan tagar populer.
  3. Interaksi Aktif – Balas komentar pembeli untuk membangun kepercayaan.
  4. Kolaborasi dengan Influencer – Gandeng creator lokal agar produk lebih cepat dikenal.
  5. Optimalkan Live Streaming – Penjualan melalui siaran langsung sering menghasilkan transaksi spontan.

Tantangan di Balik Tren

Meski menjanjikan, ada pula tantangan yang harus dihadapi. Persaingan ketat membuat UMKM harus terus berinovasi dalam konten. Selain itu, biaya komisi dari platform bisa menekan margin keuntungan. Namun, bagi banyak pelaku usaha, keuntungan yang didapat jauh lebih besar dibandingkan tantangan yang ada.

Dari Viral Jadi Berkelanjutan

Keberhasilan UMKM di TikTok bukan sekadar soal viral sesaat, melainkan tentang membangun merek jangka panjang. “Konsistensi konten dan pelayanan menjadi kunci. Kalau pembeli puas, mereka akan kembali meski videonya tidak viral,” tambah Ayu.

Dengan strategi yang tepat, UMKM di Indonesia kini tidak lagi bergantung pada toko fisik. Dari layar ponsel, produk bisa menembus pasar nasional bahkan global. Fenomena ini menandai babak baru perjalanan UMKM: dari TikTok, langsung ke toko konsumen.



Posting Komentar untuk "Dari TikTok ke Toko: Strategi UMKM Raup Cuan Online"