Rindu di Hutan Pinus: Bab 3 – Diam-diam Nyaman

 

---


Bab 3 – Diam-diam Nyaman


Hari-hari berikutnya terasa berbeda bagi Nara. Ia mulai terbiasa melihat Arga di sekolah, bahkan sesekali berpapasan dan mendapat anggukan kecil darinya. Hal sederhana itu saja sudah cukup membuat pipinya merona.


Suatu sore, setelah jam pelajaran selesai, Nara memutuskan mampir ke perpustakaan. Tempat itu tenang, sama seperti hutan, dan menjadi pelarian favoritnya. Ia mencari buku tentang tumbuhan, berharap bisa lebih memahami penjelasan Arga saat di hutan.


Ketika ia membuka halaman demi halaman, suara langkah mendekat membuatnya menoleh.

“Belajar sendiri?” suara itu… lagi-lagi milik Arga.


Nara refleks menutup bukunya. “Ah… iya. Kebetulan mau baca soal tumbuhan.”


Arga tersenyum. “Kebetulan? Atau gara-gara minggu kemarin?” godanya ringan.


Nara tergagap, lalu menunduk, pura-pura fokus ke buku. “Ya… mungkin.”


Tanpa banyak bicara, Arga duduk di kursi sebelahnya. Kehadirannya membuat Nara sedikit tegang, tapi juga anehnya merasa… aman. Mereka lalu membaca dalam diam, hanya sesekali Arga menjelaskan hal-hal menarik yang tidak tertulis di buku.


“Kalau mau tahu, pinus itu punya akar yang kuat banget. Makanya meski diterpa angin kencang, mereka tetap berdiri. Kayak… simbol keteguhan,” ucap Arga sambil menatap halaman buku.


Nara mengangguk pelan, lalu bergumam, “Mungkin karena itu aku suka hutan pinus. Rasanya tenang.”


Untuk beberapa detik, tidak ada kata-kata lain. Tapi hening itu bukan canggung—justru membuat hati Nara hangat.


Saat bel pulang sekolah berbunyi, Nara menutup bukunya. Arga menatapnya sebentar, lalu berkata,

“Kalau mau, minggu depan aku ajak kamu lagi ke hutan. Biar lebih nyaman di sana.”


Nara menahan senyum, lalu mengangguk.

Entah sejak kapan, ia mulai merasakan sesuatu yang tumbuh diam-diam—rasa nyaman yang tidak bisa ia tolak.



---


Posting Komentar untuk "Rindu di Hutan Pinus: Bab 3 – Diam-diam Nyaman "