Payung Hitam, Cerita Kita: Bab 8 – Hujan Kedua


---


Bab 8 – Hujan Kedua


Langit sore itu kembali mendung. Hujan turun deras saat bel pulang berbunyi. Halaman sekolah dipenuhi siswa yang berlarian mencari tempat berteduh.


Alya berdiri di koridor dengan tenang. Kali ini, ia tidak panik seperti dulu. Dari dalam tas, ia mengeluarkan payung lipat berwarna biru muda. Belajar dari pengalaman hujan pertama, Alya selalu menyiapkannya sekarang.


Saat hendak membuka payung, pandangannya tertuju ke arah gerbang.

Di sana, Raka baru saja keluar dari ruang OSIS. Ia menutup pintu rapat-rapat, lalu berjalan cepat menembus hujan. Tapi tanpa payung. Seragam putihnya langsung basah di bagian pundak.


Alya spontan berlari ke arahnya.

“Raka!” panggilnya.


Raka menoleh, sedikit terkejut melihat Alya berlari sambil mengangkat payungnya.

“Kamu nggak bawa payung?” tanya Alya dengan nada setengah kesal.

Raka mengusap rambutnya yang basah. “Lupa. Tadi buru-buru rapat, nggak kepikiran.”


Alya menghela napas, lalu membuka payungnya lebar-lebar. “Ya udah, bareng aku aja. Sekarang giliranku yang nyelametin kamu dari hujan.”


Raka terdiam sejenak, menatap Alya yang dengan sigap berdiri di sampingnya. Wajahnya tetap datar, tapi matanya jelas menyimpan kehangatan.

“Terima kasih,” ucapnya singkat.


Mereka berjalan berdampingan di bawah payung biru muda itu. Hujan deras mengiringi langkah kaki mereka, menciptakan suasana yang berbeda dari hujan pertama.


Jika dulu Alya yang merasa dilindungi, kali ini ia yang melindungi. Dan entah kenapa, rasanya menyenangkan.


“Lucu ya,” kata Alya sambil tersenyum. “Dulu aku yang panik karena nggak bawa payung. Sekarang gantian aku yang nolongin kamu.”

Raka menoleh sebentar, bibirnya melengkung tipis. “Iya. Kayak ganti peran.”


Hening sesaat. Hanya suara hujan yang jatuh di sekitar mereka.


Alya menatap payung di atas kepala mereka, lalu bergumam lirih, “Kayaknya… kita saling melengkapi, ya.”


Raka tidak menjawab, tapi senyum tipis di wajahnya lebih dari cukup untuk membuat hati Alya berdebar.



---


Sore itu, di bawah hujan kedua, hubungan mereka bukan lagi sekadar “kebetulan bareng”. Ada sesuatu yang perlahan tumbuh, mengikat, dan semakin sulit untuk diabaikan.



---


✨ Makna Bab 8:

Hubungan yang sehat bukan tentang siapa yang selalu melindungi. Tapi tentang saling melengkapi, bergantian ada untuk satu sama lain.



---


Posting Komentar untuk "Payung Hitam, Cerita Kita: Bab 8 – Hujan Kedua"