Payung Hitam, Cerita Kita: Bab 3- Perpustakaan, Tempat Rahasia
---
Bab 3 – Perpustakaan, Tempat Rahasia
Hari Senin siang, bel istirahat berbunyi. Siswa-siswi SMA Nusantara berhamburan keluar kelas, ada yang langsung ke kantin, ada yang nongkrong di taman sekolah.
Alya berjalan sendirian sambil membawa buku catatan. Tujuannya bukan kantin, melainkan perpustakaan. Tempat favoritnya. Di sana ia bisa merasa tenang, jauh dari keramaian.
Begitu masuk, aroma khas buku langsung menyambut. Perpustakaan sepi, hanya ada beberapa siswa yang sibuk membaca. Alya melangkah ke pojok ruangan, tempat biasa ia duduk.
Namun, langkahnya terhenti. Ada seseorang sudah duduk di sana.
Raka.
Cowok itu sedang membaca novel tebal dengan serius. Seragamnya rapi, dasi masih terikat sempurna, wajahnya terlihat lebih santai dibanding biasanya.
Alya ragu sejenak, lalu mendekat. “Ehm… ini tempat dudukku, biasanya.”
Raka mengangkat kepala, menatap sebentar, lalu tersenyum tipis. “Oh ya? Kalau gitu, kita duduk bareng aja. Nggak apa-apa, kan?”
Deg. Lagi-lagi hati Alya berdebar aneh. Ia mengangguk pelan, lalu duduk di kursi seberang Raka.
Beberapa menit hening. Alya menulis catatan, Raka melanjutkan membaca. Tapi entah kenapa, suasana tidak canggung—lebih seperti tenang.
“Buku apa?” tanya Raka tiba-tiba.
Alya mengangkat bukunya. “Biologi. Besok ulangan, jadi harus belajar.”
Raka mengangguk. “Kamu rajin, ya. Nggak heran nilaimu selalu bagus.”
Alya tersipu. “Biasa aja kok… kalau kamu, novel apa tuh?”
Raka memperlihatkan sampul bukunya. “Novel detektif. Aku suka cerita yang bikin mikir.”
Alya tertawa kecil. “Kirain kamu cuma sibuk sama rapat OSIS, ternyata suka baca juga.”
Raka meletakkan bukunya di meja, menatap Alya.
“Orang-orang pikir aku cuma cowok dingin yang sibuk organisasi. Tapi sebenarnya aku… suka banget baca. Di sini, aku bisa jadi diriku sendiri.”
Alya menatapnya, terkejut dengan kejujuran itu. “Mungkin karena orang-orang belum benar-benar kenal kamu.”
Raka terdiam, lalu tersenyum tipis. “Mungkin. Tapi… kamu beda. Entah kenapa, aku bisa cerita sama kamu.”
Hati Alya bergetar. Kata-kata itu sederhana, tapi baginya sangat berarti.
Dan sejak hari itu, perpustakaan bukan lagi sekadar tempat membaca bagi Alya. Tapi juga tempat rahasia di mana ia dan Raka bisa saling mengenal lebih dalam.
---
✨ Makna Bab 3:
Setiap orang punya sisi yang tidak terlihat dari luar. Butuh waktu, tempat, dan orang yang tepat untuk bisa mengenalnya dengan jujur.
---
Posting Komentar untuk "Payung Hitam, Cerita Kita: Bab 3- Perpustakaan, Tempat Rahasia"
Posting Komentar