Payung Hitam, Cerita Kita: Bab 2- Obrolan yang Menghangatkan
---
Bab 2 – Obrolan yang Menghangatkan
Hujan semakin deras. Jalanan di depan sekolah mulai becek, beberapa motor lewat sambil mengklakson karena jalan macet. Alya melangkah pelan di samping Raka, menyesuaikan langkah agar tidak terlalu dekat, tapi juga tidak terlalu jauh dari payung.
Awkward. Banget.
Alya menggenggam erat tali tasnya, menunduk sambil berusaha tidak salah tingkah.
“Sering pulang sendiri?” tanya Raka tiba-tiba, memecah hening.
Alya menoleh sebentar lalu cepat-cepat menatap jalan lagi.
“Hmm… iya. Papa Mama kerja, biasanya aku jalan kaki atau kadang nebeng temen.”
“Oh…” Raka mengangguk kecil. “Kalau gitu, mulai sekarang, kalau kebetulan bareng, aku anterin. Nggak bagus cewek pulang sendirian sore-sore.”
Deg. Jantung Alya berdegup kencang. Ia menoleh, memastikan apakah Raka serius. Tapi ekspresi cowok itu tetap tenang, tidak bercanda sama sekali.
Alya buru-buru menunduk lagi, wajahnya memanas.
“Eh… ngga usah repot-repot kok. Aku udah biasa jalan sendiri,” katanya cepat, setengah gugup.
Raka hanya tersenyum tipis—senyum yang jarang sekali terlihat di wajahnya.
“Biasa bukan berarti aman, kan? Kadang kita terlalu terbiasa sampai lupa jaga diri.”
Kata-kata itu menancap dalam di hati Alya. Ia terdiam, tidak tahu harus menjawab apa.
Di persimpangan jalan, beberapa anak kecil berlari sambil main hujan. Mereka tertawa riang, berlarian tanpa peduli basah kuyup. Alya memperhatikan sebentar, lalu tersenyum tipis.
“Kamu suka hujan?” Raka tiba-tiba bertanya.
Alya mengangkat wajahnya, menatap langit yang kelabu.
“Suka sih… cuma kadang hujan bikin aku kangen sesuatu yang nggak jelas. Kayak… tiba-tiba mellow gitu.”
Raka melirik sekilas. “Mellow? Padahal hujan menurutku justru menenangkan. Suaranya bikin hati tenang.”
Alya terkejut. Jarang ada yang bisa ngobrol sedalam itu sama dirinya, apalagi Raka.
“Kamu keliatan… beda dari yang orang-orang kira,” ucap Alya lirih tanpa sadar.
Raka terdiam sebentar, lalu kembali menatap ke depan.
“Mungkin karena mereka nggak benar-benar kenal aku.”
Alya menoleh, tapi Raka tidak menatap balik. Hanya suara hujan yang kembali terdengar.
Namun, bagi Alya, ucapan sederhana itu seperti sebuah rahasia yang baru saja dibisikkan hanya untuknya.
Dan entah kenapa, hujan sore itu terasa lebih hangat dari biasanya.
---
✨ Makna Bab 2:
Kebaikan kecil bisa membuat orang merasa dihargai. Dari sebuah obrolan sederhana, bisa lahir pemahaman dan kedekatan yang tulus.
---
Posting Komentar untuk "Payung Hitam, Cerita Kita: Bab 2- Obrolan yang Menghangatkan"
Posting Komentar