Payung Hitam, Cerita Kita: Bab 1-Hujan Pertama


---


Bab 1 – Hujan Pertama


Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Suara riuh murid-murid SMA Nusantara terdengar memenuhi koridor. Ada yang buru-buru keluar gerbang, ada yang nongkrong dulu di kantin, ada juga yang langsung naik motor dijemput orang tuanya.


Alya berdiri di depan kelas XI IPA 2, menatap langit kelabu dari balik jendela.

“Astaga… hujan?” gumamnya lirih. Rintik kecil jatuh ke kaca, lalu makin lama makin deras.


Ia merogoh tas, mencari payung lipat yang biasanya selalu dibawanya. Nihil. Lupa.

“Ya ampun… bisa basah kuyup aku pulang nanti,” desahnya kecewa.


Satu per satu temannya pamit.

“Ly, aku duluan, ya!”

“Iya, hati-hati!” jawab Alya sambil melambaikan tangan.


Tak lama, kelas sudah sepi. Hanya ada suara hujan deras yang menabrak atap sekolah. Alya berdiri di koridor, bingung harus bagaimana.


Tiba-tiba ada suara dari samping.

“Sendirian aja?”


Alya menoleh. Sosok cowok dengan seragam rapi berdiri tak jauh darinya, sebagian pundaknya sudah basah karena air hujan. Raka. Ketua OSIS. Cowok yang terkenal dingin, hampir nggak pernah senyum, dan jadi pusat perhatian banyak siswi di sekolah.


“Eh… iya. Lupa bawa payung,” jawab Alya kikuk.

Raka menatapnya sebentar, lalu membuka payung hitam yang terlipat di tangannya.

“Kebetulan, rumahmu searah sama aku. Bareng aja.”


Alya tercengang. “Hah? Searah?”

Raka mengangguk tenang. “Aku sering lihat kamu jalan kaki ke arah perumahan Dahlia, kan? Aku lewat situ juga.”


Deg. Alya merasakan jantungnya berdebar aneh.

“Oh… iya, benar…” katanya pelan.


Tanpa banyak kata lagi, Raka melangkah keluar koridor. Ia membuka payung hitamnya, lalu menoleh ke Alya.

“Yuk, keburu deras.”


Alya ragu sejenak. Tapi akhirnya ia berjalan cepat dan berdiri di bawah payung itu, tepat di samping Raka. Suasana hening menyelimuti mereka, hanya ada suara hujan yang jatuh di sekitar.


Alya bisa mencium samar aroma jas hujan yang menempel di tas Raka. Sementara itu, jarak mereka terasa sangat dekat. Terlalu dekat.


Sepanjang jalan, Alya menggenggam erat tali tasnya, berusaha menutupi wajah yang mulai memerah. Hatinya bertanya-tanya—kenapa cowok sepopuler Raka tiba-tiba peduli sama dia?


Dan tanpa disadari, hujan sore itu menjadi awal dari cerita yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.



---


✨ Makna Bab 1:

Dari perhatian kecil—sebuah payung hitam di tengah hujan—kadang bisa lahir hubungan yang menghangatkan hati.



---


Posting Komentar untuk "Payung Hitam, Cerita Kita: Bab 1-Hujan Pertama"